Banyak Belajar dan Saling Menghormati, Kunci Sukses Hidup di Jepang
Apa saja suka duka selama menuntut ilmu di Jepang? Bagaimana mahasiswa Indonesia dapat hidup membaur di Jepang?âWaktu pertama kali datang, bahasa Jepang saya masih nol. Bingung mau ngomong sama orang. Akhirnya, semua hilang setelah bisa bahasa dan menulis Jepang lewat pelatihan yang diadakan Monbukagakusho selama setahun,â ujar Emha Bayu Miftahullatif, mahasiswa Indonesia di University of Tsukuba. Meski tak diwajibkan menguasai bahasa Jepang saat melamar beasiswa, kemampuan bahasa Jepang dianggapnya penting untuk kehidupan sehari-hari. Apalagi tak semua warga Jepang sanggup berbahasa Inggris.
Soal kendala bahasa, Sarah Fithry Panggabean pun sempat mengalaminya. âKarena baik bahasa Inggris maupun Jepang saya masih pas-pasan, jadi harus kerja keras untuk membaca reading assignment dari dosen,â ungkap wanita yang kini mengambil jurusan Graduate School of International Culture and Communication Studies (GSICCS) di Waseda University. Namun, ia tak pernah berkecil hati. Malahan semua dinikmatinya karena yakin akan menuai hasil yang manis.
Selain duka selama merantau di Jepang, Sarah dan Emha sepakat lebih banyak merasakan suka. Sarah bahkan menyampaikan kesukaannya terhadap fasilitas pendukung akademik di sana. âPerpustakaan buka sampai jam 10 malam. Hari libur juga buka. Jadi, bisa berlama-lama mengerjakan tugas di sana,â ungkapnya dengan sumringah. Bahkan ini menjadi salah satu triknya dalam menghemat biaya listrik dan internet kos.
Yang menarik, meskipun biaya hidup di kota besar Jepang cenderung mahal, biaya kuliah untuk semua fakultas bisa dipukul rata. Ini dikarenakan life supporting system di Jepang yang baik. âBiaya kuliah sekitar 535.800 Yen untuk semua universitas negeri,â jelas Emha.
Agar mudah membaur di Jepang
Baik Sarah maupun Emha tidak pelit berbagi rahasia agar bisa hidup membaur di Jepang. Misalnya, jangan pernah ragu untuk memulai pembicaraan. âBisa dikatakan, orang Jepang enggak enakannya tinggi. Mereka tidak mau memulai pembicaraan kalau kita tidak memulai,â kisah Emha. Dengan bertegur sapa dan aktif terlebih dahulu, warga Jepang pasti mau bersahabat dengan kita.
Lain lagi dengan Sarah. Selain mempelajari karakter wilayah dan penduduk, mahasiswa Indonesia tidak boleh lupa saling menghormati. âPelajari dulu lingkungan tempat kita tinggal di Jepang. Setiap daerah berbeda-beda. Kalau di Tokyo, lingkungannya begini. Orangnya begini. Harga barangnya begini,â papar Sarah.
Membuang jauh-jauh sifat malas, sering tidak tepat waktu, ogah mengantre, dan buang sampah sembarangan juga wajib ditekankan. Ini karena orang Jepang adalah kebalikan dari itu semua. âJangan lupa juga untuk berterima kasih pada orang-orang yang sudah membantu selama tinggal di Jepang,â tuturnya menambahkan.
Begitulah mahasiswa Indonesia menjalani hari-harinya di Jepang. Dengan banyak belajar dan menghormati sesana, tidak ada yang mustahil. Kesulitan terlewati, kesuksesan menanti. Bagaimana dengan kamu? Sudah siap menimba ilmu di Jepang, seperti Emha dan Sarah?
Penulis : Febriyanti Revitasari
Editor : Yuana Anandatama
Grafis : Ardiansyah Bahrul A.
Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/3755-Banyak-Belajar-dan-Saling-Menghormati-Kunci-Sukses-Hidup-di-Jepang
No comments: