Matangkan Persiapan Kuliah di Negeri Seberang, Yuk Siapkan Checklist!

Campus, Selasa, 24/03/2015 11:00 WIB

Matangkan Persiapan Kuliah di Negeri Seberang, Yuk Siapkan Checklist!

Berencana kuliah di luar negeri? Sudahkah kamu menyiapkan semua berkas dan dokumen yang dibutuhkan? 
Matangkan Persiapan Kuliah di Negeri Seberang, Yuk Siapkan Checklist!
Kuliah di luar negeri memang harus diiringi persiapan yang sangat matang. Hal yang lebih penting lagi adalah menyiapkan seluruh persyaratan yang dibutuhkan. Nah, apa saja yang harus disiapkan sebelum terbang ke negara lain untuk menuntut ilmu?

Bagi kamu yang sudah menuliskan kuliah di luar negeri sebagai salah satu target hidupmu dalam jangka waktu dekat, yuk simak penjelasan dari Ilmi Firman, manajer IDP Education Yogyakarta berikut ini!


Lengkapi berkasmu!

Mengurus berkas dan dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat berkuliah di negara lain memang terbilang tidak mudah. Banyak sekali yang harus kamu siapkan. Berikut adalah daftar dokumen yang perlu disiapkan oleh calon mahasiswa, yang berlaku secara umum di setiap negara untuk kuliah master by coursework (taught course) atau nonriset:

  1. Transkrip nilai ijazah S1 dalam versi Indonesia dan Inggris. Transkrip ini berlaku bagi mereka yang sebelumnya menuntut ilmu di negara yang tidak merilis ijazah dalam bahasa Inggris. Namun, jika ijazahmu sudah berbahasa Inggris, ijazahmu tidak perlu lagi ditranskrip dalam bahasa lain.
  2. Curriculum Vitae (CV)
  3. Paspor
  4. Recommendation atau referee letter. Surat ini berasal dari dari dua orang akademisi. Tujuannya untuk memperkuat aplikasi dari calon mahasiswa tersebut.
  5. International English Language Testing System (IELTS). IELTS bertujuan untuk menguji kemampuan bahasa Inggrismu, apakah kamu sudah memenuhi persyaratan yang diinginkan. Karena hal ini akan berkaitan dalam proses perkuliahan nanti yang tentu tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam penyampaiannya. Sejak April 2014, Inggris sudah tidak lagi menerima sertifikat TOEFL. Syarat minimal skor IELTS ini bisa berbeda-beda tergantung universitas dan jurusan, tetapi skor rata-rata adalah 6,5. Jurusan seperti psikologi, beberapa jurusan teknik, dan pendidikan, mensyaratkan skor IELTS minimal 7.0 untuk calon mahasiswa. 
  6. Personal statement. Berisi alasan mengapa mengambil jurusan dan universitas tersebut, serta rencana ke depan dan motivasi berkaitan dengan perkuliahan yang akan dan ingin dijalani. 
  7. Kejelasan pembiayaan studi dan biaya hidup.
Perkuliahan tentu membutuhkan biaya yang tentu tidak sedikit, apalagi di luar negeri. Pastikan kamu melampirkan keterangan siapa yang akan membiayai kamu, apakah instansi tertentu seperti perusahaan, lembaga beasiswa, atau universitas. Atau mungkin, jika kamu menggunakana dana mandiri, harus jelas pula apa hubunganmu dengan yang memberikan biaya hidup dan kuliah di sana. 

Persyaratan di atas berlaku secara umum di semua negara. “Nanti di masing-masing negara, ada syarat khusus yang juga harus dipenuhi,” jelas Firman. Sedangkan untuk master by research, persyaratannya sama dengan di atas, hanya saja ditambah dengan bukti korespondensi dengan supervisor dan proposal riset.


Lengkapi persyaratan sebelum mengurus visa

Sering mendengar kisah orang yang bermasalah saat mengurus visa? Kamu bisa menghindari masalah itu jika mematuhi dan memenuhi persyaratan yang memang diperlukan. Pertama, yang kamu butuhkan saat mengurus vis adalah bukti sponsor terkait pembiayaan kuliah dan biaya hidup. Dalam hal ini, harus jelas siapa yang membiayai, apak hubungannya dengan calon mahasiswa, dan tunjukkan pula bukti keuangannya. Ã¢€œJika kamu dibiayai oleh instansi atau mendapat besiswa, tidak perlu menunjukkan pernyataan hubungan sponsor dengan calon mahasiwa,” terang Firman.

Kedua, siapkan dokumen pribadi seperti akta kelahiran, Kartu Keluarga, KTP, paspor, pas foto, dan akta nikah bagi yang sudah berkeluarga. Selain itu, diperlukan pula dokumen-dokumen yang sudah diserahkan ke universitas yang dituju, seperti sertifikat IELTS, Letter of Acceptance (LoA) dan lain sebagainya.

Untuk studi ke Inggris, calon mahasiswa sendiri yang harus datang mengurus visa, tidak bisa diwakilkan. Hal ini sudah menjadi peraturan yang ditentukan oleh kedutaan. “Masing-masing negara memiliki kebijakan terkait visa,” lanjut Firman. Ia meneruskan, untuk mengurus visa, calon mahasiswa bisa datang ke perwakilan resmi yang ditunjuk oleh masing-masing negara. Salah satunya adalah VFS Global. “Tinggal masuk ke website-nya saja dan dilihat negara mana saja yang diwakilkan oleh VFS Global.”


Kesalahan dalam mengurus visa

Kamu juga perlu memerhatikan kesalahan yang sering terjadi dalam mengurus visa. Menurut Firman, kesalahan pertama yang sering dilakukan adalah dokumen yang tidak lengkap. Bisa jadi, dari sepuluh syarat yang ada, semua sudah dipenuhi tetapi ada kekurangan pada satu poin. Misalnya, biaya kuliah dan biaya hidup yang diminta untuk 12 bulan pertama adalah Rp 400-500 juta tetapi bukti keuangan yang ada hanya menunjukkan angka Rp 300 juta. 

“Meski buktinya ada tetapi jika tidak sesuai dengan syarat yang ditetapkan, maka visa tidak dapat diurus,” papar Firman. Di Inggris sendiri, terdapat perbedaan biaya dari inner London atau outside London. Jadi jumlahnya memang tidak sama, untuk luar London jumlah yang ditentukan lebih sedikit dibandingkan inner London. 

Untuk mengantisipasi kekurangan maupun kesalahan dalam pembuatan visa, sebaiknya sesegera mungkin mengurusnya setelah memiliki semua syarat yang dibutuhkan. Paling lambat satu bulan sebelum berangkat, visa harus sudah diurus. Hal ini untuk menghindari adanya kekurangan dokumen sehingga harus mengurus appointment ulang. “Kalau appointment batal, ya harus mengulang. Dan kadang baru bisa dapat jadwal appointment minggu depan atau malah bulan depan,” ujar Firman.

Untuk Inggris, visa baru bisa diurus 28 hari dari bukti keuangan yang dikeluarkan oleh bank. Misalnya, jika bank mengeluarkan bukti keuangan pada 1 Januari, kamu baru diperbolehkan mengurus visa mulai 30 Januari. Pun demikian, masing-masing negara memiliki peraturan yang berbeda.   


Haruskah menggunakan jasa konsultan?

Konsultan pendidikan di Indonesia memang sudah banyak. Mereka dapat membantu kebutuhan mahasiswa dalam proses persiapan studi ke luar negeri. “Kalau mahasiswa Jerman biasanya banyak yang pakai jasa konsultan karena mereka ada tes penyetaraan pendidikan dulu,” ujar Muhammad Fikri Irfani, mahasiswa Istanbul Technical University. “Memang nggak ribet kalau pakai jasa konsultan, tapi minusnya ya memang mahal. Berbeda kalau mengurus sendiri,” lanjutnya. 

Menurut Firman, menggunakan jasa konsultan memang lebih memudahkan. Dalam pengurusan visa, misalnya. Aturan pembuatan di masing-masing negara bisa berbeda meskipun negara tujuannya sama. Hal ini yang tidak banyak diketahui oleh pihak kedutaan mengenai peraturan bagi masing-masing negara asal calon mahasiswa. Selain itu, sering kali terjadi language barrier dalam komunikasi dengan universitas yang dituju. “Karena tidak semua lancar bahasa Inggris, sehingga konsultan bisa menjadi perantara dengan universitas tujuan,” jelas Firman. 

Dari segi dokumentasi, menurut Firman, jasa konsultan juga sangat membantu. “Kita akan melihat semua dokumen dan mendokumentasikannya sebagai kepanjangan tangan dari universitasnya. Karena mereka kan tidak bisa melihat fisik keaslian dokumen secara langsung,” lanjutnya.

Firman menyarankan agar calon mahasiswa memilih konsultan yang kredibel, “Sebaiknya memang yang nonprofit seperti IDP karena tentu akan lebih menguntungkan dari segi pengeluaran.” IDP Education yang didirikan oleh seluruh universitas di Australia ini sejak empat tahun lalu mulai menjalin kerja sama pula dengan seluruh universitas di New Zealand dan 45 â€" 50 universitas di Inggris. “Cambridge, Oxford, Imperial College memang tidak, itu sudah tradisi mereka tidak bekerja sama dengan agen manapun,” jelas Firman.

Pastikan konsultan yang kamu tuju memang terpercaya dan lihat kembali sepak terjangnya. Carilah yang selalu transparan dalam segala proses yang dijalani, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan finansial. Jangan sampai kamu tertipu hingga ratusan juta rupiah, dan justru gagal berangkat kuliah ke luar negeri.


Mantapkan tujuan

Firman berpesan agar calon mahasiswa terlebih dahulu memantapkan apa yang diinginkan, jangan asal ingin kuliah di luar negeri. Selanjutnya, cari tahu bagaimana mewujudkan keinginan tersebut. “Di era internet ini semua informasi mudah diakses. Tidak seperti dulu, cari info susah kalau tidak datang ke konsultan,” jelas Firman. Saat ini, fungsi konsultan adalah memperjelas apa saja yang harus disiapkan dan membantu dalam persiapan tersebut. Namun, calon mahasiswa juga harus tahu apa saja yang dibutuhkan.

Semua harus jelas sejak awal, jangan sampai mengubah rencana karena ketidaktahuan. “Misalnya, ingin masuk MBA yang syaratnya harus punya pengalaman kerja, padahal masih fresh graduate,” ujar Firman.

Ia berpesan, agar persiapan dilakukan sejak jauh hari. Misalnya, jika syarat lembaga beasiswa atau universitas mensyaratkan skor IELTS tertentu, maka rencanakan kapan akan belajar, kapan akan mengambil tes IELTS, dan cari tahu lembaga yang membuka tes IELTS. “Jangan sampai justru wasting time dan akhirnya gagal berangkat hanya karena kurang informasi,” pungkasnya. 

Sudah lengkap belum berkas-berkasmu? Jangan sampai ada yang tercecer ya! [CN]



Penulis    : Ratih Wilda O.

Editor      : Rifki Amelia F, M. Amin Amsyah

Grafis      : Hero Oka



Sumber :http://www.careernews.id/tips/view/3162-Matangkan-Persiapan-Kuliah-di-Negeri-Seberang-Yuk-Siapkan-Checklist


Matangkan Persiapan Kuliah di Negeri Seberang, Yuk Siapkan Checklist! Matangkan Persiapan Kuliah di Negeri Seberang, Yuk Siapkan Checklist! Reviewed by dobling on 9:30 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.